Sabtu, 15 Juni 2013

Kimono Ada Berbagai Jenis???!!


Kimono 着物


Kimono atau Wafuku merupakan pakaian tradisional Jepang yang konon katanya berasal dari pakaian tradisional China yang sudah di Jepangkan. Arti harfiah kimono adalah baju atau sesuatu yang dikenakan (ki berarti pakai, dan mono berarti barang). 


Lihat gambar di atas yang merupakan contoh kimono... Ya ampuuunnn.... bikin ngilerrr... Saya paling suka yang gambar paling kanan bawah...!! kyaaaaaaaaaaa!!! hush!

Nah, kimono itu ternyata ada banyak macamnya loh. Saya pikir kimono itu hanya ada 2 tipe saja yaitu Kimono dan Yukata, eehhhh ternyataaaaa macamnya ada banyak sekali dan yukata termasuk salah satu jenis kimono! Saya saja baru tau perbedaan kimono dan yukata pada saat pelajaran Bunka Taiken alias Kebudayaan Jepang Praktis di kelas. 

Pemakaian kimono itu ternyata memiliki simbol dan isyarat terselubung yang dikandung oleh setiap jenis kimono loh. Kimono memiliki tingkat formalitas yang berbeda dari pola tenunan dan warna. Sekarang, ayo kita lihat jenis-jenis Kimono!

Kurotomesode





































Tomesode adalah kimono paling formal untuk wanita yang sudah menikah. Bila berwarna hitam, kimono jenis ini disebut kurotomesode (arti harfiah: tomesode hitam). Kurotomesode memiliki lambang keluarga (kamon) di tiga tempat: 1 di punggung, 2 di dada bagian atas (kanan/kiri), dan 2 bagian belakang lengan (kanan/kiri). Ciri khas kurotomesode adalah motif indah pada suso (bagian bawah sekitar kaki) depan dan belakang. Kurotomesode dipakai untuk menghadiri resepsi pernikahan dan acara-acara yang sangat resmi. So elegance...

Irotomesode


Ini adalah jenis kimono selanjunya. Tomesode yang dibuat dari kain berwarna disebut irotomesode (arti harfiah: tomesode berwarna). Bergantung kepada tingkat formalitas acara, pemakai bisa memilih jumlah lambang keluarga pada kain kimono, mulai dari satu, tiga, hingga lima buah untuk acara yang sangat formal. Kimono jenis ini dipakai oleh wanita dewasa yang sudah/belum menikah. Kimono jenis irotomesode dipakai untuk menghadiri acara yang tidak memperbolehkan tamu untuk datang memakai kurotomesode, misalnya resepsi di istana kaisar. Sama halnya seperti kurotomesode, ciri khas irotomesode adalah motif indah pada suso. Cantik sekali yaaa... 

Furisode


Furisode adalah kimono paling formal untuk wanita muda yang belum menikah. Bahan berwarna-warni cerah dengan motif mencolok di seluruh bagian kain. Ciri khas furisode adalah bagian lengan yang sangat lebar dan menjuntai ke bawah. Furisode dikenakan sewaktu menghadiri upacara seijin shiki, menghadiri resepsi pernikahan teman, upacara wisuda, atau hatsumode. Pakaian pengantin wanita yang disebut hanayome ishō termasuk salah satu jenis furisode. kyaaaaaaa! ngileeeerrrr..... (*.*)

Homongi


Hōmon-gi (訪問着, arti harfiah: baju untuk berkunjung) adalah kimono formal untuk wanita, sudah menikah atau belum menikah. Pemakainya bebas memilih untuk memakai bahan yang bergambar lambang keluarga atau tidak. Ciri khas homongi adalah motif di seluruh bagian kain, depan dan belakang. Homongi dipakai sewaktu menjadi tamu resepsi pernikahan, upacara minum teh, atau merayakan tahun baru. Karena itu bila dilihat secara kasat mata, Houmongi ini terlihat lebih simple daripada jenis yang di atas sudah disebutkan.

Iromuji

Iromuji adalah kimono semiformal, namun bisa dijadikan kimono formal bila iromuji tersebut memiliki lambang keluarga (kamon). Sesuai dengan tingkat formalitas kimono, lambang keluarga bisa terdapat 1, 3, atau 5 tempat (bagian punggung, bagian lengan, dan bagian dada). Iromoji dibuat dari bahan tidak bermotif dan bahan-bahan berwarna lembut, merah jambu, biru muda, atau kuning muda atau warna-warna lembut. Iromuji dengan lambang keluarga di 5 tempat dapat dikenakan untuk menghadiri pesta pernikahan. Bila menghadiri upacara minum teh, cukup dipakai iromuji dengan satu lambang keluarga.

Tsukesage


Tsukesage adalah kimono semiformal untuk wanita yang sudah atau belum menikah. Menurut tingkatan formalitas, kedudukan tsukesage hanya setingkat dibawah homongi. Kimono jenis ini tidak memiliki lambang keluarga. Tsukesage dikenakan untuk menghadiri upacara minum teh yang tidak begitu resmi, pesta pernikahan, pesta resmi, atau merayakan tahun baru.

Komon


Komon adalah kimono santai untuk wanita yang sudah atau belum menikah. Ciri khas kimono jenis ini adalah motif sederhana dan berukuran kecil-kecil yang berulang. Komon dikenakan untuk menghadiri pesta reuni, makan malam, bertemu dengan teman-teman, atau menonton pertunjukan di gedung.

Tsumugi


Tsumugi adalah kimono santai untuk dikenakan sehari-hari di rumah oleh wanita yang sudah atau belum menikah. Walaupun demikian, kimono jenis ini boleh dikenakan untuk keluar rumah seperti ketika berbelanja dan berjalan-jalan. Bahan yang dipakai adalah kain hasil tenunan sederhana dari benang katun atau benang sutra kelas rendah yang tebal dan kasar. Kimono jenis ini tahan lama, dan dulunya dikenakan untuk bekerja di ladang.

Yukata


Yukata adalah kimono santai yang dibuat dari kain katun tipis tanpa pelapis untuk kesempatan santai di musim panas. 

Nah, sekarang sudah mengerti kan perbedaannya? Yang dari tadi kita bahas adalah kimono untuk perempuan. Laki-laki jelas memiliki kimononya tersendiri. Namun, jenis kimono pria tidak sebanyak kimono wanita yaitu hanya 2 jenis! Taraaaaa..!! Ayo kita lihat perbedaannya!

Kimono paling formal berupa setelan montsuki hitam dengan hakama dan haori.

Bagian punggung montsuki dihiasi lambang keluarga pemakai. Setelan montsuki yang dikenakan bersama hakama dan haori merupakan busana pengantin pria tradisional. Setelan ini hanya dikenakan sewaktu menghadiri upacara sangat resmi, misalnya resepsi pemberian penghargaan dari kaisar/pemerintah atau seijin shiki.

Kimono santai kinagashi



Pria mengenakan kinagashi sebagai pakaian sehari-hari atau ketika keluar rumah pada kesempatan tidak resmi. Aktor kabuki mengenakannya ketika berlatih. Kimono jenis ini tidak dihiasi dengan lambang keluarga.

Ini dia perbedaan dari kimono pria. Kimono pria membuat pria tampak gagah dan kimono wanita membuat wanita tampak anggun. Kimono merupakan pakaian adat Jepang yang masih sering digunakan masyarakatnya, berbeda dengan negara maju lainnya yang telah meninggalkan pakaian tradisional mereka.



sumber:
Yamanaka, Norio (1982). The Book of Kimono. New York: Kodansha International, p. 60. ISBN 0-87011-500-6 (USA).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar